Jajan Makanan Tradisional di Pasar Sawahan Kalongan di Era Adaptasi Kebiasaan Baru

Era ini telah mengajarkan kita pentingnya hidup sehat, bergunanya ilmu anti pemborosan dan syahdunya berada di Desa dengan tetap dirumah. Tak dapat dipungkiri Pandemi telah mengacaukan banyak hal, namun juga memberi pelajaran berharga, apalagi untuk orang - orang dengan jiwa wisata yang pastinya meronta - ronta ingin menapakkan kaki di berbagai tempat. Nah kali ini saya akan membagikan kisah petualangan saya di sebuah wisata di Kabupaten Semarang yang aman, murah untuk kuliner dan asri untuk sobat kunjungi ditengah Pandemi.

 

Jajan Makanan Tradisional di Pasar Sawahan Kalongan

PASAR SAWAHAN

Pagi itu saya bersama teman saya yang bernama Eka berangkat sekitar jam 07.00 pagi dari arah Pasar Babadan menuju  Desa Kalongan. Kebetulan hari itu adalah hari Minggu Pahing, sehingga seharusnya tempat yang akan kami kunjungi ini buka. Berdasarkan info Instagram dan Twitter dari akun resmi Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, kami menyusuri jalan menuju Desa Kalongan dimana Wisata Curug Gending Asmoro dan Wisata Kayangan Tebing Alfath berada karena saya pernah mampir di 2 Wisata ini dulunya. Begitu sampai di lokasi kami agak bingung karena kami tidak menemukannya, hingga akhirnya kami bertanya kepada warga setempat dan diarahkan menuju lokasi yang benar.

Sampailah kami di Wisata Pasar Sawahan yang berada di Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Lokasinya tepat berada di pinggir jalan Ngobo - Mranggen, di area sawah yang hijau dan indah. Ternyata masih ramai sekali dan banyak orang yang antusias berkunjung kemari, walau begitu semua pengunjung tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai Masker dan Face Shield.

 

PASAR SAWAHAN DI ERA ADAPTASI KEBIASAAN BARU

Sesuai aturan pemerintah dan sebagai salah satu Daya Tarik Wisata yang mendapatkan Uji Coba Era Adaptasi Kebiasaan Baru dari Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, tempat ini tentu saja menjalankannya dengan bijak dan teliti, yakni :

  • Sebelum masuk semua pengunjung harus mengantre dan menjaga jarak untuk tes suhu tubuh dengan Thermogun
  • Sebelum masuk semua pengunjung wajib memakai Masker maupun Face Shield, baik orang tua, dewasa, anak - anak dan balita.
  • Sebelum masuk semua pengunjung harus mencuci tangan dengan air dan sabun di tempat yang telah disediakan.

Nah jika sobat sudah selesai mencuci tangan dan tes suhu tubuh, sobat boleh masuk ke lokasi dengan tetap menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Jajan Makanan Tradisional di Pasar Sawahan Kalongan
Cek Suhu Tubuh

Sesekali panitia penyelenggara Pasar Sawahan akan mengingatkan para pengunjung yang datang dan yang berada di lokasi dengan pengeras suara agar para pengunjung tetap mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker lagi setelah makan atau minum dan menjaga jarak.

 

UANG ULI DAN PASAR SAWAHAN

Setelah masuk kami menukar uang kertas dengan uang bernama Uli yang dipakai untuk bertransaksi di Wisata Pasar Sawahan ini. Adapun untuk pecahan mata uang Uli yakni 2.500, 5000 dan 10.000. Mata uang Uli ini terbuat dari kayu, berbentuk persegi panjang.

Apakah tidak boleh memakai uang logam atau uang kertas rupiah ?, tentu saja tidak boleh karena seperti nama dari Wisata ini sendiri, yang bertujuan untuk mengedukasi dan memberikan gambaran bagaimana kondisi Jajanan Tradisional tempo dulu eksis dimasanya, kitapun diharapkan juga memaknai uang Uli ini sebagai mata uang untuk bertransaksi ala pedesaan tempo dulu.

Bukan hanya tentang mata uang, semua yang ada disini baik bangunan gubuk, pakaian, poster informasi dan peralatan yang dipakaipun harus mencerminkan suasana tempo dulu. Mulai dari bangunan Gubuk yang terbuat dari bambu, pakaian Jawa dengan topi blangkon atau batik, poster atau papan informasi yang berbahasa jawa dan peralatan baik keranjang, piring maupun gelas juga harus terbuat dari bambu, kayu maupun bathok kelapa.


MAKANAN TRADISIONAL

Kami segera berkeliling untuk memilah - milah makanan dan minuman yang ingin kami beli. Semua yang tersedia disini merupakan makanan dan minuman khas pedesaan, tanpa bahan pengawet, enak dan murah meriah. Semuanya berupa jajanan pedesaan yang sehari - hari selalu di konsumsi oleh orang tua kita zaman dulu. Seperti bubur, Sego Jagung, Puli Kecer, Jangan Tempe Bosok, Sate, Sengkulun, Jenang Sumsum, Klepon, Thiwul, Gathot, Dawet dn Kopi. 

 

Jajan Makanan Tradisional di Pasar Sawahan Kalongan
Dawet Cendol Jagung

Jika sobat dari kota, pastinya bingung dan asing dengan makanan yang ada disini. Tapi tenang, sobat bisa kok bertanya dan mencicipi makanan atau minuman yang ada disini, karena seluruh pedagang yang ada di area Pasar Sawahan ini sangat ramah kepada pengunjung. Eitss, tapi jangan mencicipi saja ya, harus beli lho ya hehe.

Beberapa makanan tradisional yang saya sukai adalah Thiwul dan Gemblong, entah kenapa nikmatnya tiada duanya hehe. Sebenarnya saya begitu penasaran dengan makanan bernama Glanyong, sayangnya tak menemukannya atau entah saya yang melewatkannya. 

Karena saya dan Eka belum sarapan, akhirnya kami membeli Puli Kecer dan Sego Jagung seharga 5.000, wow. Tak lupa juga membeli Bothok Telur Asin sebagai pelengkap. Untuk minumnya, kami membeli Dawet Jagung yang super enak sekali.

Murah sekali bukan ?, di masa pandemi seperti ini jika sobat tidak ingin boros saat jajan, silahkan berkunjung kemari pada hari Minggu Pahing dan Minggu Legi. Mengeluarkan uang antara Rp. 15.000 hingga Rp. 50.000 pastinya sudah membuat perut sobat kenyang, ditambah oleh - oleh untuk pulang.

Sebenarnya Pasar yang menjajakan Makanan Tradisional seperti ini juga bisa sobat jumpai di wilayah Kabupaten Semarang lainnya, yakni di Djajanan Tempoe Doeloe - Desa Wisata Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

 

SITUASI DIDALAM PASAR SAWAHAN

Nah, sesuai aturan Era Adaptasi Kebiasaan Baru di Kabupaten Semarang, Wisata Pasar Sawahan juga menerapkannya setelah masuk area Pasar lho, berupa :

  • Poster himbauan wajib memakai Masker untuk pedagang dan pengunjung.
  • Poster Tata Cara hidup sehat di masa Pandemi.
  • Penyediaan kran - kran air dan sabun di beberapa lokasi.
  • Penerapan Sosial Distancing dengan menjaga jarak antar pedagang.

Di area pasar yang bersebelahan dengan area sawah, ditambah spot foto yang berjauhan dan tempat duduk yang sangat banyak, para pengunjung seakan sudah patuh dengan aturan protokol kesehatan, karena mereka saling menjaga jarak dan beraktivitas dengan kepentingan masing - masing. 

 

Jajan Makanan Tradisional di Pasar Sawahan Kalongan
Spot Foto Selfie Pasar Sawahan

Ada yang melihat hijaunya sawah sambil mengedukasi anak - anak, ada yang foto - foto selfie di spot foto yang disediakan, ada yang duduk di berbagai tempat sambil menikmati angin sepoi - sepoi dan ada pula yang sibuk memilih makanan dan minuman untuk dimakan maupun dibawa pulang.


ERA ADAPTASI KEBIASAAN BARU

Inilah kisah perjalanan saya sebagai seorang pecinta Wisata dan Budaya seperti sobat - sobat semua di Pasar Sawahan, Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Meski tempat Wisata di Kabupaten Semarang sudah buka, tetap dirumah juga lebih penting. Walau begitu jika sobat ingin bepergian dan merencanakan berwisata dengan nuansa desa dan pengeluaran irit, Wisata Pasar Sawahan ini patut sobat jadikan list.

Era Adaptasi Kebiasaan Baru tentunya sudah dijalankan dengan teliti oleh pengelola Daya Tarik Wisata, namun kita sebagai Wisatawan yang baik tentunya juga harus mendukung dan menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain dengan tetap menjaga protokol kesehatan, mematuhinya dan tidak menyepelekannya.

Pandemi tetaplah pandemi, namun keinginan dan kebutuhan manusia, siapa yang bisa menghentikannya ?. Jaga kesehatan wajib, hidup tanpa pemborosan harus, berwisata di tempat aman dan nyaman dengan suasanan pedesaan yang mendapat Rekomendasi Dinas Pariwisata juga penting. Yuk Dolan di Pasar Sawahan - Kabupaten Semarang.


"Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog "Wisata Kabupaten Semarang Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru"



 


Belum ada Komentar untuk "Jajan Makanan Tradisional di Pasar Sawahan Kalongan di Era Adaptasi Kebiasaan Baru"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel